Setelah delapan hari
menggempur Gaza dengan membabi-buta, Israel menyetujui genjataan senjata
dengan Hamas. Genjatan senjata ini disambut dengan suka cita oleh
rakyat Palestina, terutama di Gaza sebagai sebuah kemenangan. Serangan
Israel hanya berhasil membunuh komandan Brigade Al-qassam, anak-anak tak
berdosa, wanita, lansia dan jurnalis. Israel gagal melumpuhkan kekuatan
militer Hamas dan hanya berhasil merusak rumah penduduk, masjid, dan
bangunan perkantoran.
Perang darat yang mereka gembar-gemborkan
dengan menggelar puluhan ribu pasukan daratnya tidak lebih hanya gertak
sambal belaka. Sistem pertahanan udara Iron Dome yang mereka banggakan
tidak mampu melindungi wilayahnya dari serangan balik roket-roket Hamas. Israel seperti tidak menyangka Hamas mampu menyerang balik wilayahnya. Celakanya lagi roket Hamas berhasil mencapai wilayah Tel Aviv.
Secara politik Israel telah mengalami kekalahan
dalam perang yang mereka kobarkan sendiri. Betapa tidak, kecaman dan
kutukan dari berbagai penjuru dunia dialamatkan kepada Pemerintah Israel
sebagai bangsa yang bar-bar, yang telah begitu banyak menumpahkan darah
rakyat Palestina yang tak berdosa. Di dalam negeri Israel sendiri,
ketakutan akan serangan roket-roket Hamas menghantui rakyatnya. Seperti
masyarakat normal biasa, mereka pun ingin hidup tenang.
Seorang teman yang menjadi relawan di Gaza pernah
berbagi cerita, beda antara rakyat Palestina dan Israel adalah, rakyat
Palestiana tidak takut mati sedangkan rakyat Israel takut mati. Suatu
hari ketika dia berada di Gaza, Jet-jet tempur Israel menjatuhkan bom
tidak jauh dari tempatnya berada. Bom tersebut merusak dan
memporak-porandakan beberapa bangunan, selang tak lama kemudian
merekapun membersihkan puing-puing bangunan yang rusak, membersihkan
jalan, lalu merekapun melanjutkan kegiatan kesehariannya yang sempat
terhenti seperti bekerja, berdagang, sekolah dsb.
Kita masih ingat ketika Israel dikalahkan Hizbullah
di Lebanon tahun 2006 lalu. Kekuatan militer yang mereka banggakan
sebagai salah satu yang terbaik di dunia tidak dapat mengalahkan
Hizbullah. Rabu kemarin, dua roket Hizbullah ditembakkan ke wilayah
Israel dari Lebanon Selatan. Pemimpin
Hizbullah Hassan Nasrallah hari Senin menjanjikan dukungan kelompok
Syiah yang dipimpinnya itu bagi Hamas yang sedang menghadapi gempuran
udara Israel.
Jika
Israel terus melanjutkan serangannya ke Palestina, bukan mustahil
perang ini akan meluas. Israel akan berhadapan dengan Hamas di Palestina
dan Hizbullah di Lebanon Selatan. Genjatan senjata yang diprakarsai
Mesir dengan terpaksa mereka terima sebelum mereka kehilangan muka.
Tidak saja Israel, Amerika pun seperti tidak mau kehilangan muka dengan
mengutus Menlunya ke Mesir untuk ikut mendukung genjatan senjata. Sekali
lagi, Israel kalah di Palestina